Ahlan wa Sahlan, Saudaraku..

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh..

Ini adalah blog resmi Kajian Wisata Ruhani Undip untuk mempermudah seluruh Jamaah Masjid Kampus Undip untuk berinteraksi baik tanya jawab tentang syariah dan kehidupan sehari-hari.
Dan juga disediakan seluruh file dan dokumentasi di setiap kajian, semoga dapat mengobati kerinduan terhadap Kajian Islam karena sibuknya aktifitas baik kuliah, kerja, maupun aktifitas lainnya..

Selanjutnya semoga ini bisa menjadi sarana terbaik kita bersama menjadi Muslim yang terbaik..

Wisata Ruhani
"Bersama Menuju Kebaikan"

22 November 2012

Makna Puasa Tasu’a dan Asyura



Kaifa haluk, sobat Wisata Ruhani? Semoga senantiasa dalam nikmat Iman, Islam, Ihsan, serta nikmat sehat, dan semangat selalu, yah. Alhamdulillah, kita memasuki bulan mulia di tahun baru 1434 Hijriyah ini. Sebuah bulan yang mulia karena memiliki keutamaan di dalamnya.
Shaum of the Sheep ^^ [sumber]

Allah SWT berfirman dalam QS At Taubah: 36, “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At-Taubah: 36). Adapun bulan-bulan yang telah Allah tetapkan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan, ed) adalah bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.


Kata Muharram artinya ‘dilarang’. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika Islam datang, bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.

Keutamaan Hari Asyura
Hari Asyura merupakan hari kesepuluh Muharram dan kaum Muslimin disunahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berpuasa.  Ceritanya, pada permulaan hijrah ke Madinah Rasulullah SAW melihat kaum Yahudi melaksanakan puasa tanggal 10 Muharram. Rasulullah SAW bertanya, "Puasa apa ini?" 

Para sahabat menjawab, "Ini adalah puasanya Nabi Shaleh AS, juga puasa pada hari di mana Allah SWT menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka sehingga Nabi Musa berpuasa."  Rasulullah SAW bersabda, "Aku lebih berhak atas Musa daripada mereka (kaum Yahudi), sehingga Rasulullah SAW berpuasa dan menyuruh (kaum Muslimin) berpuasa." (HR. Bukhari).

Secara ringkas, beberapa peristiwa istimewa pada hari Asyura antara lain:
  1. Diselamatkannya Nabi Nuh AS beserta kaumnya dari banjir bandang yang terjadi pada zamannya.
  2.  Diselamatkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan paus yang memangsanya.
   3.     Diselamatkannya Nabi Musa dan bani Israil dari Fir’aun.

Rasulullah SAW sendiri telah melaksanakan puasa Asyura bersama kaum Muslimin di Makkah sebelum datangnya kewajiban puasa Ramadhan. Selain kaum muslim, kaum Yahudi dan jahiliyah di Makkah juga memiliki tradisi puasa Asyura, sehingga puasa Asyura cukup masyhur bagi mereka. Namun, setelah Allah SWT mewajibkan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, Asyura adalah hari di antara hari-hari Allah SWT. Barangsiapa yang berkehendak maka ia dapat melakukan puasa atau meninggalkannya (tidak melakukannya)." (HR. Muslim). 

Syariat Puasa Tasu’a dan Asyura
Syariat puasa Asyura kendati boleh dilakukan secara mandiri hanya satu hari tanggal 10 Muharram, namun Jumhur Ulama berpandangan mengenai kesempurnaan puasa tersebut bila digabung dengan puasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram).  Hal tersebut karena pada saat Rasulullah bersama sahabat berpuasa Asyura, sebagian sahabat menyatakan hari itu adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani, Rasulullah SAW bersabda, "Insya Allah, pada tahun mendatang kita akan berpuasa yang dimulai dari hari kesembilan Muharram (Tasu'a)." 

Namun, sebelum bulan Muharram tahun depan tiba Rasulullah SAW telah wafat, sehingga menurut para ulama, hikmah disunahkannya puasa Tasu'a dengan Asyura adalah untuk membedakan puasa kaum Muslimin dan Kaum Yahudi.

Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura
Sejak saat itu, para sahabat dan salafus shaleh mentradisikan puasa Tasu'a dan Asyura yang dilatarbelakangi oleh berbagai keutamaan sebagaimana tersebut di dalam hadis berikut:
  1.        “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram). Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
  2.       Ibnu Abbas RA berkata, “Aku tidak melihat Rasulullah SAW berniat puasa dan  mengharapkan keutamaan pahala yang utama kecuali pada hari ini, yaitu hari Asyura dan bulan ini (Ramadhan)." (HR. Bukhari).
  3.       Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa tiga hari pada setiap bulan dan Ramadan ke Ramadhan adalah puasa satu tahun penuh, puasa Arafah menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang, sedangkan puasa Asyura menghapuskan dosa tahun lalu." (HR. Muslim).
  4.      Adapun kebisaan kaum Muslimin menyantuni anak yatim dan fakir miskin maupun keluarga di bulan Muharram, didasarkan pada hadis Rasulullah SAW, "Barangsiapa meluaskan (perkara) bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah SWT akan meluaskan (perkara) baginya sepanjang tahun." (HR. Baihaqi).

Demikianlah keutamaan hari Asyura, semoga Allah SWT memberikan kemudahan bagi kita dalam memperbanyak kebajikan dan berpuasa Tasu'a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) sebagai bentuk kecintaan kita dalam melestarikan sunah Rasulullah SAW.

*Diolah dari berbagai sumber
sumber [1], [2], [3]

0 komentar:

Post a Comment