Ahlan wa Sahlan, Saudaraku..

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh..

Ini adalah blog resmi Kajian Wisata Ruhani Undip untuk mempermudah seluruh Jamaah Masjid Kampus Undip untuk berinteraksi baik tanya jawab tentang syariah dan kehidupan sehari-hari.
Dan juga disediakan seluruh file dan dokumentasi di setiap kajian, semoga dapat mengobati kerinduan terhadap Kajian Islam karena sibuknya aktifitas baik kuliah, kerja, maupun aktifitas lainnya..

Selanjutnya semoga ini bisa menjadi sarana terbaik kita bersama menjadi Muslim yang terbaik..

Wisata Ruhani
"Bersama Menuju Kebaikan"

19 March 2012

Kiprah Wanita Muslimah


Kiprah Wanita Muslimah

by al Kawan Imut
Masih bernuansa bulan Maret, pada tanggal 9 Maret kaum wanita memperingati hari jadinya secara serempak. Bagaimana awal mula peran muslimah pada masa awal dunia islam? Sebagai seorang muslimah kita bisa bercermin kepada Siti Khadijah, Aisyah r.a, Fathimah Az Zahra, Rufaidah binti Sa’ad, Asy Syifa binti Abdillah Al Adawiyah, serta deretan muslimah jempolan lainnya. Mengapa kaum muslimah tergolong wanita? Karena wanita adalah (WANI_diTAta) dan muslimah adalah (MUSLIM_umMAH). Yaa.. Wanita muslimah berperan sebagai ibu dan pasangan hidup dari kaum lelaki yang taat kepada Alloh SWT beserta Rasulnya.

Era sebelum kedatangan Islam (disebut zaman Jahiliyah), wanita merupakan makhluk yang teraniya. Pada masa itu, kerap bayi-bayi perempuan dibunuh karena tidak diinginkan. Kemudian, Islam datang dengan ajaran yang menekankan kesamaan antara laki-laki dan wanita. Hal yang membedakan adalah ketakwaannya. “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ‘Sesungguhnya Aku tidak Mensia-siakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu (keturunan) dari sebagian yang lain..” [QS 3:195]. Pesan dan spirit yang sama tentang laki-laki dan wanita juga ditemukan dalam QS 16:97, QS 9:67, QS 33:35, QS 48:5-6. Wanita dapat membangun perannya di dalam keluarga lalu memancarkannya ke luar.

Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al Khazraj adalah contoh perempuan pelopor yang menyumbangkan kontribusi penting dalam dunia Islam. Muslimah asal Yatsrib (Madinah) ini adalah pendiri Rumah Sakit dan palang merah pertama pada masa Rasulullah SAW. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya yang seorang dokter. Ketika kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabadikan dirinya merawat kaum Muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat keadaan damai. Bukan hanya itu, Rufaidah menjadi bagian sukarelawan perawat pada perang Badar, Uhud, Khaibar dan Khandaq. Beliau melatih beberapa wanita untuk menjadi perawat. Rasulullah SAW memberikan izin kepada para perawat muslimah untuk ikut serta dalam perang, merawat pasukan yang terluka. Hal inilah menjadi awal mula dunia medis dan keperawatan.

Sosok kepribadian Rufaidah yang care, serta memiliki empati yang tinggi selalu mengedapankan aspek kemanusiaan saat merawat pasien-pasiennya. Prof. Dr. Omar Hasan Kasule dalam makalah yang berjudul “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang dipresentasikan dalam Konferensi Keperawatan ketiga di Brunei Darussalam, menyebut Rufaidah sebagai seorang perawat Public Health Nurse sekaligus Social Worker.

Selain Rufaidah, ada sosok wanita pelopor Asy Syifa binti Abdillah al Adawiyah dari suku Quraisy. Wanita super ini dikenal sebagai guru wanita pertama dalam Islam. Selain itu, beliau juga memiliki kecerdasan dan keterampilan di bidang kedokteran, terutama dalam hal kejiwaan. Beliau terkenal dengan pengobatan rukhiyah pada saat itu.

Berkat kepandaian beliau dalam membaca dan menulis, beliau menularkan ilmu bermanfaat dan mengajari para muslimah demi mendapatkan pahala dari Alloh. Sejak itulah, ia menjadi guru di zaman Rasulullah SAW. Salah satunya murid Asy Syifa adalah Hafsoh binti Umar bin Khattab, istri Rasulullah SAW.

Masih banyak wanita muslimah yang berperan melalui pendidikan hingga melahirkan generasi Islam yang membanggakan. Ada Thumadir binti Amru ibn Al Syarid as Salamiyah al Madhriyah (Al Khunnasa) dan Lubabah binti Al Haritsh (Ummu al Fadhl). Al Khunnasa, saudara Muawiyah dan Shakr adalah sosok ibu yang tegas dan gigih memperjuangkan Islam, mendorong anak-anaknya untuk pergi ke medan perang. Sedangkan Ummu al Fadhl ialah sahabat wanita Rasulullah SAW yang juga ibu dari seorang ulama besar dan ahli tafsir terkemuka, Abdullah bin ‘Abbas (Ibnu Abbas). Beliau juga merupakan isteri dari paman Rasulullah SAW, ‘Abbas bin Abdul Muthalib.

Munculnya tokoh-tokoh wanita pada periode awal Islam menunjukkan emansipasi telah tumbuh pada masa itu. Sayangnya, pada era modern ketika emansipasi telah dijunjung tinggi dan diperjuangkan, masih banyak wanita yang tidak memahami posisi dan potensi mereka. Tentunya, kaum wanita perlu harus membekali diri dengan berbagai hal untuk memberdayakan potensi mereka dan menghindarkan diri dari hal-hal yang mungkin terjadi jika mereka tak memiliki pengetahuan tentangnya. Bagi mereka yang telah memberdayakan diri dalam lingkup yang lebih luas, mereka perlu membangun ketahanan diri dalam menjaga keseimbangan peran, peran sebagai isteri,ibu, serta anggota masyarakat yang baik.

Disadur dari Republika, Ahad, 11 Maret 2012
Wachidah Handasah, “Muslimah Pelopor di Masa Awal Islam”
Siti Noordjanah Djohantini, “Wanita Harus Pahami Peran dan Potensinya”

1 komentar: