Ahlan wa Sahlan, Saudaraku..

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh..

Ini adalah blog resmi Kajian Wisata Ruhani Undip untuk mempermudah seluruh Jamaah Masjid Kampus Undip untuk berinteraksi baik tanya jawab tentang syariah dan kehidupan sehari-hari.
Dan juga disediakan seluruh file dan dokumentasi di setiap kajian, semoga dapat mengobati kerinduan terhadap Kajian Islam karena sibuknya aktifitas baik kuliah, kerja, maupun aktifitas lainnya..

Selanjutnya semoga ini bisa menjadi sarana terbaik kita bersama menjadi Muslim yang terbaik..

Wisata Ruhani
"Bersama Menuju Kebaikan"

15 August 2013

Kita Menyebutnya “Kontinuitas Taqwa”

Kita Menyebutnya “Kontinuitas Taqwa”
Oleh: Yasir Arafat 

“Kontinuitas Taqwa”?
Istilah ini agak baru terdengar. Pertama kali dapat dari sebuah kultum tarawih di Masjid UI dari Dr. Yunus Daud, M.Eng (dosen Dept Fisika FMIPA UI & Kepala Bidang Pendidikan DKM Masjid Ukhuwah Islamiyah UI).
Istilah itu adalah pesan tersirat dari ujung ayat Al Baqarah: 183, yakni “la’allakum tattaquna”. Sebuah frasa yang sarat akan makna tersembunyi dari Allah SWT. Mengapa Allah memilih diksi “la’allakum tattaquna” (mudah-mudahan kalian bertaqwa)Kenapa tidak dipilih diksi lain? “la’allakum minal muttaqin” (agar kalian termasuk golongan orang-orang bertaqwa) atau “limanittaqa” (untuk orang yang bertaqwa), atau frasa yang lain.
Ternyata…

Frasa “la’allakum tattaquna” mengandung makna khusus. Dalam kajian Nahwu Sharaf (grammar-nya Bahasa Arab), kata “tattaquna” merupakan bentuk fi’il mudhari’ (mirip seperti continues tense dalam Bahasa Inggris). Bentuk fi’il mudhari’ bermakna al hal wal istiqbal (saat ini dan masa yang akan datang).
Subhanallah…
Allah ingin katakan bahwa jika kalian berpuasa, maka hendaknya kalian selalu bertaqwa. Ada sebentuk ketaqwaan berkelanjutan yang hendak diwujudkan. Tidak temporer. Bukan hanya saat Ramadhan. Tetapi, juga setelah Ramadhan. Di sebelas bulan yang lain.
Kontinuitas taqwa inilah sebenarnya yang hendak kita hadirkan. Kontinu. Bekelanjutan. Tidak diskret, Tidak terputus. Sehingga Ramadhan benar-benar menjadi sarana Allah dalam mendidik kita menjadi pribadi taqwa untuk seterusnya. Selama kita menjadi hamba Allah… Karena taqwa memang sejatinya adalah kata kerja. Seperti kita sedang belajar dari kajian mekanika fluida tentang hukum kontinuitas (Q1 = Q2). Bahwa kondisi taqwa kita di setiap masa mestinya sama.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/12/37784/kita-menyebutnya-kontinuitas-taqwa/#ixzz2c2Xca0hq

0 komentar:

Post a Comment