Walaupun Saya belum menonton film “Habibie dan
Ainun” tapi cukuplah novelnya mampu membuat saya kehabisan
kata-kata, hati saya gerimis.
Kembali ke Just Alvin, Pak Habibie mengulang cerita yang sama ,
ini untuk kesekian banyak kalinya saya mendengarkan cerita beliau tentang ibu
Ainun , saya mendengarkan dengan khidmat dan untuk kesekian banya kalinya juga
saya kehabisan kata-kata.
Sehebat inikah kekuatan cinta?
Dan laki-laki muda yang duduk di samping Pak Habibie , Sungguh
Luar biasa , kekuatannya aktingnya sungguh hebat, andai yang ia perankan adalah
tokoh imajinatif mungkin ceritanya akan lain karena tak pernah di lihat
sebelumnya , tapi kali ini ia harus memerankan habibie yang dikenali oleh
hampir seluruh Penghuni bangsa ini. BCL membuat saya lupa diri hingga sedikit
ikut menikmati soundtrack dari Film Ainun dan Habibi . Perpaduan
yang apik.
Kehebatan film habibie dan Ainun sudah terbukti dari penontonnya yang
sudah melewati angka tiga juta dan semua yang sudah menonton mengatakan film
ini bagus. Banyak yang berdecak kagum, berhasil membuat penontonnya menitikan
air mata , bahkan tak sedikit yang berangan-angan ingin memiliki
cinta seperti pak habibie dan Bu Ainun. Sedang saya, saya harus jujur, yang
membuat saya terharu bukan cerita tentang “Habibie dan Ainun” tapi cara pak
habibie yang ekspresif, hal itu yang membuat saya terharu.
Ketika Novel Habibie dan Ainun difilmkan , saya adalah salah satu
pembaca yang kurang setuju. Menurut Saya kisah Pak Habibie dan Bu Ainun biarlah
terjaga dalam kebaikannya. Maksudnya begini , saya tidak setuju cerita bu Ainun
dan pak Habibie di filmkan karena di Film tersebut melibatkan “Habibie” dan
“Ainun” yang bukanlah pasangan Suami Istri. Adegan yang mereka
lakukan , Semeng-haru biru apapun itu , toh agama tidak pernah
membenarkan seorang laki-laki dan perempuan yang tak terikat hubungan sah
melakukan adegan bersentuhan , berciuman ,berpelukan, dan ber-ber yang lainya.
Saya sama sekali tidak menyangsikan kehebatan akting Reza sebagai Pak Habibie,
BCL sebagai Bu Ainun. tidak.tidak sama sekali.
Mungkin akan ada yang berkomentar begini , di luar sana banyak
yang adegannya lebih vulgar..
Iya , saya tau , saya mungkin tak akan seperduli ini andai film
ini bukan kisah pak Habibie dan Ibu Ainun , saya mengagumi mereka dengan
kekaguman yang tak main-main.
Kedengarannya berlebihan ya?, Apalah arti pendapat
saya ini , jika tiga juta orang sudah mengatakan Film Habibie dan Ainun bagus ,
belum lagi Orang Nomor satu negri ini pun turut menitikan air mata.. Kalau
memang tak sepakat, tidak usah menghiraukan pendapat saya ini. Tapi ,
bukankah kenangann tidak akan berkurang nilai keindahannya walau hanya tertuang
dalam kata-kata.
Atau pernahkah kau mendengar kisah Na'ilah binti al
Arafisoh Na'ilah istri dari kalifah utsman bin Affan , ketika Utsman bin affan
dibunuh oleh orang-orang khuwarij maka Na'ilah adalah wanita yg
paling setia kepada suaminya . beliau menghalangi orang yg hendak membunuh
suaminya sampai-sampai Jari-jarinya tangan beliau terputus
demi membela sang suami dan akhirnya ia tak sanggup lagi membela sang suami
yang sudah terbunuh . Cinta macam apa ini, rasanya hati kita perlu diperiksa
andai tak bergetar mendengar kisah ini.
Atau, kau pasti tau, Khalifah Umar bin Khatab, Al Faruq, Si
Pembeda. Siapa yang tak tau pesonanya, Pribadi beliau sungguh Luar biasa,
Keras berpadu kelembutan, keras hingga setanpun takut, lembut hingga ia
mencintai rakyatnya lebih dari dirinya sendiri. bisakah engkau bayangkan? Dikisahkan bahwa Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman
Khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu anhu, Ia ingin mengadu pada
Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah
khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah
Umar bin Khatab sedang ngomel, marah-marah
Wahai Amirul Mukminin sebenarnya aku ingin menemuimu untuk
mengadukan sikap istriku. Dia telah berani bersuara keras terhadap diriku.
Namun seketika aku melihat keadaan rumahmu, aku menjadi merasa kerdil, karena
apa yang engkau hadapi lebih sulit daripada apa yang aku hadapi. Oleh karena
itu, aku hendak pulang dan berkata pada diriku sendiri: “Jika Amirul Mukminin
saja mendapat perlakuan seperti itu dari istrinya, maka bagaimana dengan
diriku?”
‘Umar pun terseyum dan berkata: “Wahai saudaraku semuslim, aku
menahan diri dari sikapnya (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas
diriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saja
menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa
tidak ada yang dapat memuliakan wanita selain orang yang mulia dan tidak ada
orang yang merendahkan selain orang yang suka menyakiti. Mereka dapat
mengalahkan setiap orang yang mulia namun mereka dapat dikalahkan oleh setiap
orang yang suka menyakiti. Akan tetapi, aku angat ingin menjadi orang yang
mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang
suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”
‘Umar melanjutkan : “Wahai saudaraku orang Arab, aku berusaha
menahan diri karena dia istriku memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang
memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan
mencuci baju-bajuku. Sebesar apa kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak
itulah pahala yang aku terima.” T_T
Atau , tentang kesetiaan…Ada Contoh yang agung dari Zainab Putri
Rasulullah. Di kisahkan bahwa ia harus berpisah dengan suaminya yang berbeda
akidah dengannya, namun tak lantas cinta dalam hatinya terhapus begitu
saja.
Ia masih mencintai suaminya, dikisahhkan bahwa suami beliau Abul
Al Ash menjadi tawanan kaum muslimin dalam peperangan , Kaum muslimin meminta
tebusan yang sangat mahal untuk para tawanan. Keluarga Abul Ash yang kaya ingin
menebusnya, tetapi Zainab ingin ia membayar tebusan untuk suaminya. Maka
diutuslah Amr bin Robi saudara laki-laki Abu Ash ke Yatsrib. Sesampai di sana
ia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil memberikan seuntai
kalung ia berkata, “Zainab mengutusku untuk mengirimkan ini sebagai tebusan
untuk suaminya.” Melihat kalung yang sangat beliau kenal, karena itu adalah
pemberian istrinya sebagai hadiah di hari pernikahan Zainab, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa tersentuh hatinya, lalu beliau berkata,
“Maukah kalian membebaskan Abul Ash untuknya (yaitu Zainab) dan mengembalikan
tebusannya?” Para sahabat pun menyetujui. Kemudian Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam membebaskan Abul Ash dengan syarat ia harus melepaskan Zainab
dan mengembalikannya kepada beliau, dan Abul Ash pun menyetujui permintaan itu.
Kemudian beliau dan Abul Al ash harus berpisah , perpisahan mereka
bukan karena tak cinta , bukan juga kasus perselingkuhan , atau urusan harta,
perpisahan mereka sungguh mulia , ya , Karena Allah..
Atau kisah Romantis Rasulullah bersama Istri-Istri beliau
,Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah lelaki paling romantis pada
istrinya. Mulai dari panggilan sayang “humairah” artinya pipi yang kemerahan ,
beliau menyediakan lututnya untuk dipijak istri naik ke unta
tunggangan, Belum lagi kisah beliau bersama Aisyah . mereka berdua balapan
lari, dan Rasulullah membiarkan Aisyah mengalahkan beliau, hal itu dilakukan
semata-mata menyenangkan hati istri.
Atau mari kita dengarkan penuturan aisyah , tentang bagaimana
Rasulullah dalam rumah tangganya , Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul
Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullahshalallahu ‘alaihi wa sallam jika
ia bersamamu di rumah?” Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan
salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki
sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.”
Kisah di atas bukankah masih indah? Bahkan walau tak menggunakan
soundtrack yang mendayu-dayu untuk mengiringinya, bukankah ada yang bilang musik diharamkan,
atau tak perlu harus diperankan oleh artis-artis hebat dengan akting yang
mumpuni, bukankah Rasulullah sudah menegaskan bahwa seorang muslim masih lebih
baik di tusuk dengan besi panas dari kepalanya daripada harus bersentuhan
dengan yang bukan mahramnya, yang bukan suami atau istrinya. Bukankah dari
kisah di atas kita masih bisa mengambil pelajaran tanpa harus divisualisasikan
dalam adegan yang dapat dilihat oleh mata kita..
Sumber:
salam kenal..........izin baca tulisannya............
ReplyDelete