Ahlan wa Sahlan, Saudaraku..

Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh..

Ini adalah blog resmi Kajian Wisata Ruhani Undip untuk mempermudah seluruh Jamaah Masjid Kampus Undip untuk berinteraksi baik tanya jawab tentang syariah dan kehidupan sehari-hari.
Dan juga disediakan seluruh file dan dokumentasi di setiap kajian, semoga dapat mengobati kerinduan terhadap Kajian Islam karena sibuknya aktifitas baik kuliah, kerja, maupun aktifitas lainnya..

Selanjutnya semoga ini bisa menjadi sarana terbaik kita bersama menjadi Muslim yang terbaik..

Wisata Ruhani
"Bersama Menuju Kebaikan"

02 February 2013

[Bukan] Habibie dan Ainun


Walaupun Saya belum menonton film “Habibie dan Ainun”  tapi cukuplah novelnya mampu membuat saya kehabisan kata-kata, hati saya gerimis. 

Kembali ke Just Alvin, Pak Habibie mengulang cerita yang sama , ini untuk kesekian banyak kalinya saya mendengarkan cerita beliau tentang ibu Ainun , saya mendengarkan dengan khidmat dan untuk kesekian banya kalinya juga saya kehabisan kata-kata.

Sehebat inikah kekuatan cinta? 
  

Dan laki-laki muda yang duduk di samping Pak Habibie , Sungguh Luar biasa , kekuatannya aktingnya sungguh hebat, andai yang ia perankan adalah tokoh imajinatif mungkin ceritanya akan lain karena tak pernah di lihat sebelumnya , tapi kali ini ia harus memerankan habibie yang dikenali oleh hampir seluruh Penghuni bangsa ini. BCL membuat saya lupa diri hingga sedikit ikut  menikmati soundtrack dari Film Ainun dan Habibi . Perpaduan yang apik.

Kehebatan film habibie dan Ainun sudah terbukti dari penontonnya yang sudah melewati angka tiga juta dan semua yang sudah menonton mengatakan film ini bagus. Banyak yang berdecak kagum, berhasil membuat penontonnya menitikan air mata ,  bahkan tak sedikit yang berangan-angan ingin memiliki cinta seperti pak habibie dan Bu Ainun. Sedang saya, saya harus jujur, yang membuat saya terharu bukan cerita tentang “Habibie dan Ainun” tapi cara pak habibie yang ekspresif, hal itu yang membuat saya terharu.

Ketika Novel Habibie dan Ainun difilmkan , saya adalah salah satu pembaca yang kurang setuju. Menurut Saya kisah Pak Habibie dan Bu Ainun biarlah terjaga dalam kebaikannya. Maksudnya begini , saya tidak setuju cerita bu Ainun dan pak Habibie di filmkan karena di Film tersebut melibatkan “Habibie” dan “Ainun” yang bukanlah pasangan Suami  Istri. Adegan yang mereka lakukan , Semeng-haru biru apapun itu , toh agama tidak pernah membenarkan seorang laki-laki dan perempuan yang tak terikat hubungan sah melakukan adegan bersentuhan , berciuman ,berpelukan, dan ber-ber yang lainya. Saya sama sekali tidak menyangsikan kehebatan akting Reza sebagai Pak Habibie, BCL sebagai Bu Ainun. tidak.tidak sama sekali.

Mungkin akan ada yang berkomentar begini , di luar sana banyak yang adegannya lebih vulgar..

Iya , saya tau , saya mungkin tak akan seperduli ini andai film ini bukan kisah pak Habibie dan Ibu Ainun , saya mengagumi mereka dengan kekaguman yang tak main-main.

Kedengarannya berlebihan  ya?, Apalah arti pendapat saya ini , jika tiga juta orang sudah mengatakan Film Habibie dan Ainun bagus , belum lagi Orang Nomor satu negri ini pun turut menitikan air mata.. Kalau memang tak sepakat, tidak usah menghiraukan pendapat saya ini. Tapi , bukankah kenangann tidak akan berkurang nilai keindahannya walau hanya tertuang dalam kata-kata.

Tak sedikit kisah yang tetap bertahta dalam keindahannya walau abad telah jauh berlalu, Taukah kau tentang Kisah Romantis  Rasulullah dan Khadijah,  jangan repot-repot mencarinya ke studio 21, sebab kisah mereka tak akan pernah bisa di perankan oleh siapapun, atau di sutradarai oleh sutradara hebat manapun, cukuplah perkataan Rasulullah bahwa “Allah tidaklah menganugerahkan kepadaku seorang istri sebagai pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Dia beriman kepadaku ketika semua orang mengingkari kenabianku. Dia membenarkanku ketika semua orang mendustakanku. Dia mengorbankan hartanya ketika semua orang berupaya mempertahankannya. Dan, dari rahimnya Allah menganugerahkan anak-anak bagiku, bukan dari perempuan-perempuan lain." Perkataan Rasulullah cukuplah Membuat kita tau bahwa wanita mulia ini telah melakukan hal hebat untuk sang Suami , Rasul Allah . Cerita ini sampai kepada kita hanya berupa untaian kata , tapi tak mengurangi keindahannya.

Atau pernahkah kau mendengar kisah  Na'ilah binti al Arafisoh Na'ilah istri dari kalifah utsman bin Affan , ketika Utsman bin affan dibunuh oleh orang-orang  khuwarij maka Na'ilah adalah wanita yg paling setia kepada suaminya . beliau menghalangi orang yg hendak membunuh suaminya sampai-sampai Jari-jarinya  tangan beliau  terputus demi membela sang suami dan akhirnya ia tak sanggup lagi membela sang suami yang sudah terbunuh . Cinta macam apa ini, rasanya hati kita perlu diperiksa andai tak bergetar mendengar kisah ini. 

Atau, kau pasti tau, Khalifah Umar bin Khatab, Al Faruq, Si Pembeda. Siapa yang tak tau pesonanya, Pribadi beliau sungguh Luar biasa, Keras berpadu kelembutan, keras hingga setanpun takut, lembut hingga ia mencintai rakyatnya lebih dari dirinya sendiri. bisakah engkau bayangkan? Dikisahkan bahwa Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu anhu,  Ia ingin mengadu pada Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah Umar bin Khatab sedang ngomel, marah-marah

Wahai Amirul Mukminin sebenarnya aku ingin menemuimu untuk mengadukan sikap istriku. Dia telah berani bersuara keras terhadap diriku. Namun seketika aku melihat keadaan rumahmu, aku menjadi merasa kerdil, karena apa yang engkau hadapi lebih sulit daripada apa yang aku hadapi. Oleh karena itu, aku hendak pulang dan berkata pada diriku sendiri: “Jika Amirul Mukminin saja mendapat perlakuan seperti itu dari istrinya, maka bagaimana dengan diriku?”

‘Umar pun terseyum dan berkata: “Wahai saudaraku semuslim, aku menahan diri dari sikapnya (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas diriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saja menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada yang dapat memuliakan wanita selain orang yang mulia dan tidak ada orang yang merendahkan selain orang yang suka menyakiti. Mereka dapat mengalahkan setiap orang yang mulia namun mereka dapat dikalahkan oleh setiap orang yang suka menyakiti. Akan tetapi, aku angat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.”

‘Umar melanjutkan : “Wahai saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri karena dia istriku memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencuci baju-bajuku. Sebesar apa kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.” T_T

Atau , tentang kesetiaan…Ada Contoh yang agung dari Zainab Putri Rasulullah. Di kisahkan bahwa ia harus berpisah dengan suaminya yang berbeda akidah dengannya, namun tak lantas cinta dalam hatinya terhapus begitu saja. 

Ia masih mencintai suaminya, dikisahhkan bahwa suami beliau Abul Al Ash menjadi tawanan kaum muslimin dalam peperangan , Kaum muslimin meminta tebusan yang sangat mahal untuk para tawanan. Keluarga Abul Ash yang kaya ingin menebusnya, tetapi Zainab ingin ia membayar tebusan untuk suaminya. Maka diutuslah Amr bin Robi saudara laki-laki Abu Ash ke Yatsrib. Sesampai di sana ia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil memberikan seuntai kalung ia berkata, “Zainab mengutusku untuk mengirimkan ini sebagai tebusan untuk suaminya.” Melihat kalung yang sangat beliau kenal, karena itu adalah pemberian istrinya sebagai hadiah di hari pernikahan Zainab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa tersentuh hatinya, lalu beliau berkata, “Maukah kalian membebaskan Abul Ash untuknya (yaitu Zainab) dan mengembalikan tebusannya?” Para sahabat pun menyetujui. Kemudian Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam membebaskan Abul Ash dengan syarat ia harus melepaskan Zainab dan mengembalikannya kepada beliau, dan Abul Ash pun menyetujui permintaan itu.

Kemudian beliau dan Abul Al ash harus berpisah , perpisahan mereka bukan karena tak cinta , bukan juga kasus perselingkuhan , atau urusan harta, perpisahan mereka sungguh mulia , ya , Karena Allah..

Atau kisah Romantis Rasulullah bersama Istri-Istri beliau ,Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah lelaki paling romantis pada istrinya. Mulai dari panggilan sayang “humairah” artinya pipi yang kemerahan , beliau  menyediakan lututnya untuk dipijak istri naik ke unta tunggangan, Belum lagi kisah beliau bersama Aisyah . mereka berdua balapan lari, dan Rasulullah membiarkan Aisyah mengalahkan beliau, hal itu dilakukan semata-mata menyenangkan hati istri.

Atau mari kita dengarkan penuturan aisyah , tentang bagaimana Rasulullah dalam rumah tangganya , Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullahshalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu di rumah?” Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.” 

Kisah di atas bukankah masih indah? Bahkan walau tak menggunakan soundtrack yang mendayu-dayu untuk mengiringinya, bukankah ada yang bilang musik diharamkan, atau tak perlu harus diperankan oleh artis-artis hebat dengan akting yang mumpuni, bukankah Rasulullah sudah menegaskan bahwa seorang muslim masih lebih baik di tusuk dengan besi panas dari kepalanya daripada harus bersentuhan dengan yang bukan mahramnya,  yang bukan suami atau istrinya. Bukankah dari kisah di atas kita masih bisa mengambil pelajaran tanpa harus divisualisasikan dalam adegan yang dapat dilihat oleh mata kita..

Sumber:

1 komentar: